Featured post

Cara Daftar Linktree Gratis, Buat Tapilan Bio Semakin Menarik

Breaking News

Pandangan Pendidikan, di Mata Kaum Rewasa (Remaja menuju Dewasa)

 


Trutus, Sudah 75 tahun Indonesia merdeka, terbebas dari ketakutan, penjajahan, kemiskinan, peperangan dan hal lainnya. 
Tentu hal itu bukanlah hal yang mudah bagi Negara Indonesia untuk mencapai  kemerdekaan. 
Butuh perjuangan yang begitu keras, persatuan bergerilya, kesatuan dalam menjaga wilayah kesatuan republik Indonesia dari para penjajah. 
Tanpa perjuangan para pahlawan, mungkin kita tidak akan seperti ini, ataukah mungkin kita tidak ada di negara Indonesia ini.
Kita bisa melihat perjuangan para pahlawan dari sejarah. 
kita dapat mengetahui perjuangan mereka dalam menjaga wilayah Indonesia. 
Mereka rela mempertaruhkan nyawa mereka demi negara kita ini negara Indonesia. 
Patut kita syukuri sekali, dengan perjuangan mereka, kita bisa menikmati keindahan hidup yang kita jalani sampai sekarang ini. 
Kita tak perlu lagi bersembunyi lagi untuk berlindung dari para penjajah. Tak perlu lagi bersiap sedia karena menghadapi peperangan. 
Sungguh nikmat bukan?
Banyak sekali perubahan yang terjadi setelah kemerdekaan. 
Baik dari perekonomian, pola kehidupan, sistem kehidupan dan banyak hal lainnya. 
Kemerdekaa juga membawa dampak 
peubahan pada pendidikan manusia. Memang pendidikan sudah ada sejak dahulu, tetapi mulai lebih berkembang lagi setelah adanya kemerdekaan. Karena masyarakat sudah terbebas dari tekanan para penjajah. 
Perlu diketahui, bahwa pendidikan itu sudah ada dari zaman Yunani Kuno. Pendidikan muncul karena sebuah keadaan. Dimana masyarakat dulu harus hidup dengan apa adanya. Mereka berusaha semampu mereka untuk bertahan hidup, dan karena keadaan yang harus mengubah mereka untuk merubah pola kehidupan. 
Dari yang hanya mengandalkan berburu meramu untuk bertahan hidup, sekarang berubah menjadi bercocok tanam. 
Tentu hal itu dari keadaan mereka yang terdesak untuk tetap bertahan hidup, dengan cara menemukan cara yang lebih mudah untuk mencari makanan.
Lalu mereka mengajarkan kepada anak cucu mereka, Bagaimana cara agar mereka bisa memperoleh makanan. Dari hal itu, munculah pendidikan yang bermula dari orang tua ke anak. 
Lalu muncul sebuah teori dari ketrampilan tersebut. 
Dan pendidikan pun berkembang menjadi lebih luas lagi. 
Muncul pendidikan untuk mengajarkan ilmu yang lebih umum, dan mereka mulai memiliki sebuah kepercayaan.
Pendidikan memang sudah ada dari nenek moyang kita, tetapi mungkin lebih mengajarkan ke religi dan ketrampilan. 
Dan mulai berkembang pesat hingga sampai sekarang. 
Hingga muncullah sebuah nama tempat, dimana tempat itu khusus untuk mengjarkan ilmu kepada generasi muda, yaitu sekolah. 
Hingga sampai saat ini, masyarakat beranggapan bahwa pendidikan hanya bisa diperoleh dari sekolah. 
Tapi sebenarnya hal itu tidaklah benar, karena pendidikan itu bisa diperoleh dari manapun. 
Dan pendidikan itu bisa dilakukan siapa saja dan kapan saja. 
Karena ada anggapan bahwa, semua 
buku adalah ilmu, semua orang adalah guru dan semua tempat adalah sekolah. Maka dari itu kita tidak bisa beranggapan, kalau pendidikan itu hanya bisa diperoleh di sekolah saja.
Pendidikan juga berbagai macam, ada pendidikan ilmu umum atau khusus, pendidikan ketrampilan, pendidikan religi, pendidikan karakter dan pendidikan lainnya. 
Pendidikan itu sangatlah penting, 
apalagi untuk generasi para penerus bangsa. 
Karena dengan adanya pendidikan, mampu menjadi bekal untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Dengan adanya pendidikan,digarapkan 
mampu mengubah dunia menjadi lebih baik dan beradab. 
Bukan justru menghadirkan perilaku yang biadab.
Maka dari itu, pendidikan sangatlah penting unntuk kita peroleh. 
Karena dengan tidak adanya pendidikan untuk memperoleh ilmu, kita akan dengan mudahnya ditipu atau dibohongi orang lain. 
Dan pendidikan sangatlah penting dalam mengembangkan diri untuk bisa melangsungkan kehidupan atau dengan kata lain untuk bertahan hidup. Sehingga menjadi orang yang terdidik itu, sangatlah penting.
Tetapi, jika dilihat pada zaman sekarang, para generasi bangsa belumlah paham dengan pendidikan 
yang benar dan yang buruk. 
Dan mereka belum paham bagaimana manfaat yang diperoleh ketika kita memperoleh pendidikan dengan benar. Generasi penerus kebanyakan malas malasan jika untuk masalah pendidikan. 
Karena dari mereka yang belum paham akan manfaat pendidikan itu, sehingga 
mereka mengabaikan dan malas-malasan untuk memperoleh pendidikan.
Kebanyakan, mereka masih menganggap kalau pendidikan itu tidak penting. 
Dan entah kenapa, sifat malas kebanyakan pada generasi penerus bangsa saat ini. 
Padahal pendidikan sangatlah 
penting untuk kedepannya dan untuk menuju masa depan. 
Tidak hanya di dunia saja pendidikan 
bermanfaat, tapi pendidikan juga memudahkan kita untuk menuju surga.
Memang, pendidikan tidak hanya diperoleh di sekolah saja. 
Tapi, kita bisa melihat bahwa dengan 
dibangunkannya sekolah, mempermudah para generasi untuk memperoleh pendidikan. 
Seharusnya, kita sebagai penerus bangsa lebih bersyukur lagi, karena zaman dahulu pun belum ada sekolah. 
Dengan seiring perkembangan zaman, munculah adanya sekolah. 
Yaitu, tempat dimana seseorang 
bisa memperoleh ilmu dari guru dan lainnya. 
Seharusnya itu, kita para generasi muda janganlah sering untuk bermalas-malasan. 
Karena apa, karena masa depan negara kita ini berada di tangan 
kita, para generasi penerus bangsa. Maka dari itu, seharusnya kita semangat untuk mencari ilmu, 
memperoleh pendidikan dan menjadi generasi yang terdidik dengan baik.
Kita para generasi bangsa, harusnya malu dengan semangat patriotisme orang dahulu, semangat untuk belajar orang dulu, semangat untuk berjuang dan semangat untuk hal-hal kebaikan lainnya. 
Kita bisa lihat, bagaimana pendidikan orang dahulu. 
Mereka akan bersusah payah untuk mengikuti sekolah. 
Mereka tetap semangat, walaupun sarana dan prasarana ketika pembelajran sangatlah kurang. Dibanding dengan sekolah zaman sekarang, yang sudah didukung dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap.
Lihatlah orang dulu ketika bersekolah, mereka belajar dengan keadaan seadanya. 
Ada yang sekolah dengan buku satu untuk menampung semua pelajaran. Belum memakai seragam yang serapi seperti saat ini, tempat yang masih sangat sederhana dan sarana prasarana pembelajaran yang masih kurang 
mendukung. 
Tapi, hal itu tidak menghalangi mereka untuk menjadi orang yang sukses. Karena, mereka memiliki niat dan tekad yang kuat dalam mencari ilmu untuk menjadi lebih baik lagi.
Lihatlah orang-orang dulu, atau kakek nenek kita, Pintar-pintar bukan? Tapi, lihatlah kebanyakan generasi saat ini. 
Sekolah saja malas-malasan apalagi untuk menjadi orang yang sukses. Apalagi setelah munculnya teknologi. Berubahlah semua kehidupan yang terjadi pada semua manusia. 
Apalagi pada sistem pendidikan yang terjadi.
Kita bisa membandingkan pendidikan yang terjadi pada zaman dahulu dan zaman sekarang.
Mulai dari orientasi pendidikan, zaman dahulu pendidikan berorientasi pada pendidikan karakter dan akhlak yang baik pada siswa. 
Melalui pembiasaan pembelajaran yang mengaitkan pada Kegiatan 
sehari-hari, sebagaimana yang dicontohkan oleh guru di sekolah.
Sedangkan zaman sekarang,pendidikan lebih berorientasi pada nilai akhir yang diperoleh ketika menhadapi ujian yang diselenggarakan di sekolah. 
Padahal, di era ini generasi milenial sangatlah membutuhkan pendidikan karakter, agar mereka tidak tergerus dalam arus derasnya globalisasi.
Kita juga bisa membandingka pendidikan dulu dan sekarang melalui metode belajar. 
Para grur zaman dahulu akan menjelaskan materi kepada siswanya. Dan para siswa akan menyimak 
penjelasan yang dijelaskan oleh guru. Pembelajaran dulu pun hanya yang disampaikan oleh guru saja, karena siswa zaman dahulu menurut dengan apa yang disampaikan oleh gurunya.
Berkebalikan dengan zaman sekarang, justru siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajran. 
Dengan perubahan kurikulum, membuat ruang gerak siswa lebih luas dan bebas. 
Para siswa bisa mencari informasi sebanyak mungkin, tanpa dibatasi oleh guru.
Pebedaan pendidikan dulu dan sekarang juga bisa dilihat dari tenaga pendidiknya. 
Pada zaman dahulu, para guru bisa mengajar les privat di rumah sebagai tambahan pemasukan. 
Selain gaji pokok ketika menjadi seorang guru. 
Selain itu, ada yang membuka warung atau toko kelontong, belum lagi di daerah yang terpencil, seorang pendidik akan lebih dihargai dengan hasil ladang orang tua siswa. 
Maka di zaman itu, guru masih disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Pada era ini, guru dipandang sebagai orang yang terhormat denga profesinya itu. Karena dianggap memiliki kemampuan yang lebih daripada masyarakat setempat. 
Guru juga akan memiliki otoriter 
dalam menggantikan posisi orang tua ketika berada di sekolah. 
Cara mendidiknya pun lebih banyak 
menggunakan metode pendekatan pribadi yang membuat interaksi antara siswa dan guru semakin dekat, layaknya sebuah keluarga.
Kita juga bisa melihat, bagaimana pembelajaran ketika di kelas. 
Generasi 90-an masih menggunakan alat bantu belajar seperti papan tulis hitam dan kapur. Sekarang, nampaknya semua alat itu mulai ditinggalkan, dan diganti dengan papan tulis putih serta marker. 
Bahkan, sekolah modern saat ini sudah beralih menggunakan teknologi canggih untuk proses pembelajaran, seperti proyektor dan laptop.
Dulu, siswa ketika mencari sumber informasi akan pergi ke perpustakaan, mereka akan membaca buku, koran, majalah atau sekedar bertanya pada guru. 
Tapi, sekarang semua telah beralih kepada internet. 
Siswa akan mencari informasi melalu mencari video ataupun artikel di internet.
Apalagi di era sekarang ini, dimana hampir seluruh dunia sedang mengalami musibah besar, yaitu 
dilanda wabah corona. 
Yang mewajibkan seluruh masyarakat untuk tetap tinggal di rumah, dan 
membatasi untuk bertemu orang. 
Hal itu jelas mempengaruhi proses pendidikan saat ini. 
Yang bermula bertatap muka langsung, tapi sekarang lewat daring atau online. Mungkin, bagi sekolah yang ada di kota, tidak begitu kesulitan jika beralih ke online. 
Tetapi, lihatlah sekolah yang ada di 
desa-desa. 
Mungkin mereka akan kesulitan dalam proses belajar mengajar.
Bisa jadi, generasi penerus bangsa akan semakin bobrok karakter dan sikap sifatnya. 
Kebanyakan, siswa akan memanfaatkan hal ini untuk kesenangannya. 
Bukannya belajar, malah bermain game online, bermedsosan dan hal lainnya yang tidak berfaedah. 
Hal ini akan menjadi sulit untuk 
menjadikan generasi penerus bangsa untuk bisa menggantikan posisi orang-orang yang lebih dulu. 
Sedangkan, pengganti posisi itu sangatlah penting. 
Kalau bukan generasi penerus bangsa, siapa lagi bukan?
Kita semua harus bisa bersatu, dalam menjaga negara kita ini negara Indonesia. 
Dan memajukan kinerja para generasi emas bangsa. 
Kita harus bisa mengubah pola pendidikan yang kurang, menjadi lebih mengena pada generasi saat ini. Ditengah pandemi ini, kita harus bisa bersatu, agar negara kita ini tidak menjadi pecah dan hancur. 
Dengan apa, dengan memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin. 
Dan harus bisa, saling mengingatkan dan menjaga sesama. 
Apalagi para generasi penerus bangsa, yang tanggung jawabnya akan lebih besar untuk di masa yang akan datang 
nanti. 
Kita harus bisa mengubah sistem pendidikan kita menjadi lebih baik dan lebih maju lagi. 
Untuk mempersiapkan para generasi penerus bangsa. 
Apalagi untuk negara kita ini, harus bisa menyongsong Indonesia emas.

Penulis peserta lomba Opini di Pgsd Unej

Publisher  : Muhammad Saini 

0 Komentar

© Copyright 2022 - RUMUS DIGITAL